Bisnishotel, PURWAKARTA – Perusahaan dari negara Timur Tengah mulai menapaki bisnis renewable energy (energi terbarukan) di Jawa Barat. Menipisnya pasokan bahan bakar fosil, seperti minyak dan batu bara menjadikan energi baru terbarukan sebagai mineral baru di masa depan.
Pasca menggelar West Java Investment Summit (WJIS) yang menawarkan banyak proyek hijau, perusahaan asal Timur Tengah satu per satu masuk lewat investasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Kepala Dinas Penanaman Modal Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jabar Nining Yuliastiani mengatakan, sejumlah negara di Timur Tengah tertarik berinvestasi di Jawa Barat pada sektor energi terbarukan, seperti geothermal, solar panel dan mikrohidro.
“Perusahaan asal Timur Tengah sangat tertarik terkait investasi renewable energi ini. Mereka tertarik misalnya untuk proyek geothermal, solar panel, dan mikrohidro,” jelas Nining Yuliastiani ditemui di kawasan Waduk Cirata, Bandung Barat, Kamis (10/8/2023).
Bahkan, Nining mengatakan raksasa-raksasa perusahaan tersebut siap berinvestasi berapapun nilainya asal hasilnya bisa terserap serta investasi tersebut mengacu kepada renewable energi dan sesuai dengan kriteria yang mereka tentukan.
Nining meyakini, investasi renewable energi ini akan terus berkembang, terutama karena Jabar memiliki potensi tersebut. Bahkan, perusahaan data center dan korporasi besar seperti Amazon juga telah menunjukkan minatnya memanfaatkan sumber listrik dari renewable energi ini.
“Di Jawa Barat ini ada tujuh waduk yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi proyek renewable energi seperti solar panel. Ada waduk Cirata, Jatiluhur, Jatigede, dan lainnya. Ini potensi besar yang bisa kita tawarkan ke mereka,” katanya.
Salah satu proyek renewable energi yang merupakan hasil WJIS 2020 lalu dan mulai berjalan adalah proyek solar panel di Waduk Cirata. Proyek yang bernilai Rp1,7 triliun tersebut saat ini telah mulai digarap dan diharapkan rampung pada Oktober 2023 mendatang. Proyek tersebut akan menghasilkan kapasitas listrik mencapai 150 megawatt (MW).
Nining menjelaskan, potensi penggunaan solar panel masih akan terus berkembang, terutama karena lokasi pemasangan tidak memerlukan pembebasan lahan tambahan. Beberapa waduk, seperti Jatiluhur dan Jatigede, akan menjadi lokasi potensial untuk pengembangan solar panel ini.
Dia memastikan, hal ini merupakan salah satu komitmen Jabar untuk menjadikan energi terbarukan sebagai bagian penting dari upaya mewujudkan net zero emission (NZE) 2060. Tahun 2025, Jabar menargetkan 25 persen dari total energi yang dihasilkan berasal dari energi terbarukan.
Tidak hanya solar panel, proyek-proyek lain seperti geothermal di Garut dan mini hidro di Ciwidey juga sedang berjalan. Pada event West Java Investments Summit (WJIS) 2023 tak kurang dari 11 proyek ready to over yang telah ditawarkan Pemprov Jabar.
Guna mendukung pertumbuhan investasi dalam bidang energi terbarukan, Jabar berencana menggelar investment road show. Nining berharap, target investasi sebesar Rp188 triliun akan tercapai, mengingat pencapaian investasi semester 1 sebesar Rp103,6 triliun.
“Kami yakin target tersebut dapat terlampaui, terutama dengan adanya progres pada proyek-proyek besar yang tengah berlangsung. Termasuk proyek ready to over pada WJIS kemarin, ” katanya.
Pada WJIS 10 Agustus 2023, hadir sekitar 250 investor dari delapan negara seperti Amerika, Jepang, Singapura, China, dan lainnya. Mereka menyatakan ketertarikannya pada proyek investasi di Jawa Barat.